Rabu, 13 April 2022

Bagaimana Membaca AlQuran Di Jalan ?


Adab Membaca Al Qur'an 

Oleh : Dafid Fuadi 

Tidak diragukan lagi bagi setiap muslim bahwa  membaca Al Qur'an mempunyai keutamaan dan pahala yang agung. Nilai pahala membaca Al Quran dihitung berdasarkan huruf yang ia baca. Sebagaimana dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ ».

“ Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. At -Tirmidzi)

Tentunya dalam membaca Al Qur'an harus memperhatikan adab-adabnya, di antaranya adalah sebagai berikut :

Al Imam Al Bahuti menjelaskan :

(( لا يجوز رفع الصوت بالقرآن في الأسواق مع اشتغال أهلها بتجارتهم وعدم استماعهم له، لما فيه من الامتهان. ))  (  شرح منتهى الإرادات المسمى دقائق أولي النهى لشرح المنتهى:   1 /242)

"Tidak boleh membaca Al Qur'an mengeraskan suara membaca Al Qur'an di tempat2 perbelanjaan dalam kondisi orang2nya sibuk dengan perdagangannya, dan tidak bisa mendengarkan bacaan Al Qur'an tersebut, karena hal tersebut justru bisa menghinakan Al Qur'an". (Syarah Muntahal Iradat yg dinamai Daqaidu Ulin Nuha Lisyarhil Muntaha, juz 1, hal. 242)

قال الشيخ نووي البنتني: من تعظيم القران واحترامه ان لا يقرأ في الأسواق ومواطن اللغط واللغو ومجمع السفهاء (كتاب قامع الطغيان ص : ٨)

Syaikh Nawawi Banten berkata: Sebagian dari mengagungkan dan menghormati Al-Qur'an itu adalah tidak membaca Qur'an di tempat tempat perbelanjaan, di tempat bersenda gurau, di tempat nongkrong.(Kitab Qomi'ut Thughyan hal : 8)

Syaikh Ibrahim bin Muhammad al Halabi (w. 956 H) menjelaskan :

(( يجب على القارئ احترامه بأن لا يقرأه في الأسواق ومواضع الاشتغال ، فإذا قرأه فيها كان هو المضيع لحرمته ، فيكون الإثم عليه دون أهل الاشتغال دفعا للحرج )) .(شرح المنية)

"Wajib bagi pembaca Al Quran untuk menghormati Al Quran yaitu dengan tidak membacanya di tempat2 perbelanjaan dan tempat2 kesibukan manusia. Jika dia membaca al Quran di tempat2 tersebut berarti dia telah menyia2kan kehormatan Al Quran dan dialah yang  berdosa bukan orang2 yang sedang sibuk itu, karena dalam rangka menolak kesulitan bagi mereka." (Syarhul Munyah)

 Al Imam Ath Thahawi menjelaskan :

 وقالوا: الواجب على القارىء إحترام القرآن بأن لا يقرأ في الأسواق ومواضع الإشتغال فإذا قرأ فيها كان هو المضيع لحرمته فيكون الإثم عليه دون أهل الإشتغال.
(حاشية الطحطاوي على مراقي الفلاح شرح نور الإيضاح (ص: 228))

"Para Ulama berkata : "Wajib bagi pembaca Al Quran untuk menghormati Al Quran yaitu dengan tidak membacanya di tempat2 perbelanjaan dan tempat2 kesibukan manusia. Jika dia membaca al Quran di tempat2 tersebut berarti dia telah menyia2kan kehormatan Al Quran itu. Dialah yang  berdosa bukan orang2 yang sedang sibuk."(Hasyiyah ath Thahawi 'Ala Maraqil Al Falah Syarh Nuril Idhah, hal. 228)

نسأل الله سبحانه وتعالى بأسمائه الحسنى وصفاته العلى وبانبيائه ورسله واوليائه أن يلهمنا رشدنا، وأن يعيذنا من شرور أنفسنا، وأن يجنبنا غوايات الشيطان، وأن يجعلنا في قرة عين نبينا سيدنا محمد صلى الله عليه وال وسلم. آمين.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Hukum Penukaran Uang Receh ?

Orang indonesia itu suka salah kaprah dalam menyebut istilah mu'amalah. ✅ Akad bai' (jual beli) disebut dengan kata &quo...